Hikmah

Belajar Sepanjang Hayat


17 hari yang lalu


belajar-sepanjang-hayat

Wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang pertama kali adalah berbentuk kalimat perintah dan perintah-Nya pun memiliki redaksi untuk ”membaca”. Jika di dalam susunan kalimat yang kita kenal sehari-hari setiap ada perintah membaca, maka dilengkapi sasarannya bahkan ada keterangan tempat dan waktu sehingga menjadi ”bacalah buku itu sekarang di ruang tamu, bacalah surat yang kemarin karena isinya mendesak untuk direspons dan lain-lain” sehingga orang yang diperintah akan mengerti tentang apa yang harus dibaca, kapan dibaca, berapa lama membaca, di mana membacanya, bagaimana cara membaca, dan seterusnya. 

Surat Al ’Alaq yang pertama kali turun sebagai perintah membaca tersebut tidak dijelaskan sasarannya. Hal ini bukannya kalimat tersebut tidak sempurna, namun justru firman Allah itu adalah yang sempurna karena menggunakan gaya bahasa tingkat tinggi yang tidak semua pembaca mudah memahaminya dengan tangan kosong. Itulah yang kita kenal dengan kemukjizatan Alquran yang memiliki arti penting antara lain yaitu “perintah membaca apa saja, kapan saja, tentang apa saja, di mana saja, berapa saja lamanya, dan seterusnya, baik secara teks maupun di luar teks, baik ayat qauliyah atau Alquran maupun kauniyah berupa jagat raya”. Dengan membaca itu, diharapkan manusia bertambah ilmunya dan menjadi mengerti. 

Artinya, Allah memberikan cara dan jalan agar kita membaca Alquran maupun membaca kondisi sosial, membaca kondisi kemiskinan di masyarakat, membaca betapa besarnya mahluk bernama langit, dan lain-lain. Di dalam Alquran, Allah berkali-kali meminta kita untuk membaca dengan redaksi bahasa ”apakah kalian tidak melihat, tidak berpikir, tidak mendengar?” tentang berbagai firman dan ciptaan Allah. Dari perintah ini lahirlah para pembaca dan peneliti sesuai bidang dan keahliannya. Kemudian dari penelitian itu lahirlah ilmu pengetahuan baru yang dapat memberikan manfaat kepada manusia misalnya adanya lampu, adanya sarana transportasi cepat berupa pesawat, adanya alat komunikasi yang canggih berupa HP dan seterusnya. Ini semua akan membantu memudahkan berbagai urusan manusia. 

Demikian pentingnya perintah untuk membaca dan belajar yang akan bermanfaat baik untuk kepentingan individu maupun masyarakat secara luas. Sehingga Islam mengajarkan bahwa ”sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain”. Allah juga berjanji akan mengangkat derajat orang yang berilmu di atas derajat orang yang lain serta memuliakannya di dunia maupun di akhirat nanti. 

Kapan dan sampai kapan manusia harus membaca, belajar, dan mencari ilmu? Ilmu adalah modal hidup manusia, sepanjang manusia masih hidup pastinya memerlukan modal, sehingga sepanjang manusia hidup pula ia memerlukan ilmu dan sepanjang manusia masih hidup pula dia wajib mencari ilmu, belajar dan membaca. Islam mengingatkan bahwa kebutuhan manusia akan ilmu adalah sepanjang hidup. Manusia hidup memerlukan ilmu dari cara mencari makan hingga mempersiapkan kematian, bahkan mati pun memerlukan ilmu, bagaimana cara merawat diri saat mati hingga saat membaringkan diri di pemakaman. 

Nabi SAW menyeru bahwa mencari ilmu dilakukan mulai awal kita hidup hingga wafat. Untuk hidup sukses di dunia diperlukan ilmu dan untuk hidup sukses di ahirat juga memerlukan ilmu. Untuk sukses dunia ahirat juga diperlukan ilmu. Kita bisa makan dan bekerja di dunia perlu ilmu dan Nabi meminta kita mencari ilmu hingga di ujung dunia mana pun. Kehidupan dunia amat menyita usia kita karena dunia adalah kehidupan untuk menyiapkan sukses hidup ahirat yang lebih kekal. 

Maka, membekali kehidupan yang sukses harus dimodali dengan ilmu. Selama insan masih bernyawa, maka selama itulah kita mencari ilmu. Di bagian lain dalam wahyu Allah disebutkan bahwa Allah yang akan mendidik manusia tentang apa saja yang belum diketahui. Itulah salah satu hikmah dan makna perintah iqra pada wahyu pertama, yaitu belajar sepanjang zaman. Wallahu a’lam.