19 hari yang lalu
”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir” (QS Ar Rum: 21).
Dari ayat di atas amat jelas bahwa Allah telah mendesain dan telah merencanakan agar kehidupan manusia menjadi sakinah, mawaddah, dan rahmah atau menjadi dan selalu marasa dalam ketenangan, ketentraman, dan kasih sayang atau dalam istilah lain dalam kebahagiaan.
Imam Al-Qurtuby menjelaskan makna tiga hal tersebut:
1. As-Sakinah adalah suasana yang damai di dalam rumah tangga dan seluruh anggota keluarga menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Keluarga tersebut juga saling menghormati, menjunjung toleransi, dan peduli satu sama lain.
2. Makna Al-Mawaddah yaitu saling mengasihi dan menyayangi sebagai buah dari as-sakinah. Artinya, ketika tercipta suasana rumah tangga yang sakinah, muncul rasa saling menyayangi satu sama lain dan meningkatkan tanggung jawab berumah tangga.
3. Ar-Rahmah dimaknai sebagai keturunan yang sehat dan penuh berkah sebagai buah dari al-mawaddah, dengan mendirikan rumah tangga yang mawaddah, keluarga tersebut akan berlimpah berkah dari Allah, salah satunya dalam hal keturunan.
Maka, makna MEMBANGUN KELUARGA SAMAWA DENGAN AL-QUR’AN memiliki cakupan yang luas, di antaranya adalah:
1. Menaati apa yang dituturkan Allah dalam Al-Qur’an, di antaranya:
a. Masing-masing pasangan memosisikan dirinya dengan benar antara lain bahwa suami adalah pemimpin utama dalam keluarga dan bertaggung jawab atas kebutuhan keluarga baik istri maupun anak, baik materi maupun batin dan spiritual, bahkan berkewajiban menyelamatkan diri sendiri maupun keluarganya dari siksa api neraka di antaranya adalah membekali syariat Islam untuk pemandu kehidupan sehari-hari agar tidak menyalahi aturan Allah dan Rasulullah.
b. Kedua mempelai selama hidupnya selalu menjaga keharmonisan rumah tangga. Istri menjadi pakaian bagi suami dan suami juga menjadi pakaian istri. Artinya, segala hal yang menjadi aib masing-masing tidak sembarangan diinformasikan kepada orang lain. Demikian pula bahwa istri dan suami harus berusaha saling menutupi kekurngan dan sebalikya banyak melihat kelebihannya dan selalu understanding antar keduanya.
2. Menjadikan Al-Qur’an sebagai bacaan pertama dan utama
a. Nabi SAW mengajak keluarga selalu bahagia dengan menjadikan rumahnya selalu memancarkan nur atau cahaya Al-Qur’an. Jika dalam rumah dipeuhi cahaya kalamullah, maka seisi rumah selalu hatinya padang dan bahagia.
b. Nabi SAW juga mengingatkan bahwa dengan membaca Al-Qur’an, maka suami istri dan keluarganya akan mendapat syafaat dari Al-Qur’an di hari kemudian nanti.
Umat Islam dalam segala aspek kehidupannya selalu ada tuntunan ,termasuk saat menyambut hari pernikahan. Maka, berfoto dengan beberapa pose, memberikan cendera mata atau kado dan lain-lain memang hal yang penting. Sebab, hal ini termasuk membuat sang pengantin senang dan bahagia. Namun, jangan dilewatkan dan hendaknya selalu kita ingat bahwa selain idkholussurur atau ikut menciptakan kebahagiaan bagi pengantin dengan berfoto dan lain-lain, maka yang amat penting dan mendesak saat kedatangan kita pada area pernikahan seseorang adalah membacakan doa sebagaimana yang dibacakan Nabi SAW kepada sang pengantin. Dari Abu Hurairah ra Rasulullah SAW mendoakan untuk pengantin baru dengan doa husus nan indah:
بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ
"Semoga Allah memberkahimu (di waktu bahagia) dan memberkahimu (di waktu susah) serta semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan" (HR Abu Dawud).
Bersama Nurul Falah, semoga kita semua dan katurunan kita selalu bahagia baik di dunia hingga di ahirat kelak. Amiin ya Allah ya Karim.