Tilawati

Mengenang Ustaz Imam Wahyudi, Pejuang Tilawati di Bumi Borneo


16 hari yang lalu


mengenang-ustaz-imam-wahyudi-pejuang-tilawati-di-bumi-borneo

Nurulfalah.org – Keluarga besar Tilawati berduka. Kabar mengejutkan datang dari Kalimantan Timur. Ustaz Imam Wahyudi, kepala Tilawati Cabang Regional Kaltim 2, wafat pada Rabu pagi, 1 Mei 2024. Ini menjadi kehilangan besar karena almarhum dikenal gigih dalam memperjuangkan dakwah Qur’an di bumi Borneo. Berikut ini kenangan wawancara majalah Nurul Falah bersama Ustaz Imam Wahyudi pada 2018. 

******
Bila dibandingkan dengan luas wilayahnya, tugas dakwah yang diemban oleh Ustaz Imam Wahyudi M.Pd., kepala Tilawati Cabang Kutai Kartanegara, Kaltim, cukup berat. Ada 18 kecamatan yang menjadi tanggung jawabnya. Itu masih ditambah pembentukan cabang baru di Kota Palangkaraya, Kalteng, dan Kota Bontang di Kaltim.

Di Palangkaraya telah berhasil dibentuk tilawati dan telah dideklarasikan di Masjid Darussalam. Begitu juga halnya di Bontang yang telah aktif lagi.

Mengunjungi 18 kecamatan di Kutai Kartanegara (Kukar), tidak cukup satu malam. Diperlukan waktu beberapa hari. Jarak antar kecamatan cukup jauh dan masih ada jalan yang belum mulus seperti di Jawa.

Meski demikian, kondisi berat itu tidak menyurutkan niat Ustaz Imam Wahyudi untuk tetap berjuang. Bahkan, dia menikmati perjuangan tersebut. Kalau saat ini tilawati telah memiliki KPA, masih ada lagi sebelas calon KPA, itu berkat perjuangannya yang tidak kenal lelah dan tidak kenal waktu. Ustaz Imam bertekad siap berjuang untuk membumikan Alquran di Bumi Kukar khususnya dan Borneo pada umumnya.  

Sejak tahun 2014, bertepatan dengan hari santri, tilawati telah diluncurkan di Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Kukar. Hingga ini Tilawati Kukar telah memiliki 7 KPA dan ada 90 lembaga yang telah menjalin kerja sama dengan Tilawati Kukar.

Di antaranya ada sembilan pondok pesantren, delapan lembaga formal. Termasuk satuan polisi pamong praja (satpol PP) dan puluhan lembaga lain seperti Taman Pendidikan Quran (TPQ) dan TPA.

”Kami kekurangan sumber daya manusia (SDM). Karena tilawati terus berkembang, semakin banyak kegiatan yang diadakan untuk pengembangan tilawati,” terangnya.

Ustaz Imam terus memikirkan pengembangan tilawati di Kukar dan Kaltim. Akhirnya, pada tahun 2016, ia bersama teman-temannya dan tim tilawati mendirikan Tilawati Education Center (TEC), pusat pengembangan tilawati di Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kukar.

Kerja sama dengan Unikarta pun semakin diperluas. Misalnya, kerja sama dengan Fakultas Agama Islam (FAI) Unikarta dan disiapkan unit kegiatan mahasiswa (UKM).
Ustaz Imam lahir di Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Atas permintaan familinya, dia berdakwah di Kukar pada 2011.

Saat itu dia mulai berdakwah di Ponpes Karya Ribatul Khair pada 2011. Di ponpes itu pula dia mulai memperkenalkan tilawati kepada para santri sampai 2014 hingga tilawati diluncurkan pada Hari Santri.

”Banyak kenangan di Ponpes Ribatul Khair yang sulit dilupakan. Dari ponpes itu, saya mulai berdakwah,” terangnya.

”Ada satu hal yang membuat saya kerasan dalam berdakwah, yaitu kita harus menikmati situasi apa pun, baik suka maupun duka. Semuanya pasti ada hikmahnya,” tegasnya.