sebulan yang lalu
Oleh: Dr. KH Umar Jaeni, M.Pd.
Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan ini tidak selamanya dilalui dengan mulus. Ranjau-ranjau halangan selalu membayangi dalam setiap langkah. Hidup memang perjuangan. Berbagai ujian selalu menerpa setiap insan.
Allah Maha Pencipta merancang dinamika kehidupan untuk menguji ketahanan iman. ”Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut: 3). Segala bentuk ujian itu pasti ada manfaatnya. Untuk mengetahui siapa di antara hamba yang layak naik kelas. Hamba mana yang segera kembali ke Tuhannya tatkala menghadapi problema hidup serta siapa di antara mereka yang amal perbuatannya makin berkualitas dengan terpaan yang dihadapi. ”Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS Al-Mulk: 2).
Suatu ketika Nabi SAW memanggil para sahabat sambil duduk-duduk lalu Nabi menggambar di hadapan para sahabat seperti yang diceritakan oleh Ibnu Mas’ud.
وَعَنْ ابنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعاً، وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجَاً مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطاً صِغَاراً إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الوَسَطِ، فَقَالَ: هَذَا الإِنسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطاً بِهِ أو قَد أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا، نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا. رَوَاهُ البُخَارِيّ
Dari Abdullah (bin Mas’ud) ra, ia berkata bahwa Nabi SAW membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya (persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda, “Ini adalah manusia dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilinginya dan garis (panjang) yang keluar ini adalah angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa tua renta atau rungkuh” (HR Bukhari).
Visualisasi gambar itu seperti berikut:
Penjelasan makna gambar garis-garis yang dimaksud adalah:
1. Garis segi empat menunjukkak garis kematian.
2. Garis tengah memanjang merupakan gambaran cita-cita atau angan-angan
3. Garis kecil-kecil di tengah menunjukan garis rintangan.
Hadis tersebut memberikan pelajaran bahwa silakan manusia memiliki cita-cita setinggi-tingginya. Seperti garis yang memanjang itu, tetapi semua angan-angan dan cita-cita akan dibatasi oleh kematian. Seperti gambar garis segi empat. Setiap perjalanan hidup manusia selalu ada rintangan dan hambatan seperti garis-garis kecil. Lepas satu tantangan ketemu tantangan baru lagi. Selesai dari masalah satu berganti masalah baru lagi.
Pada dasarnya rintangan jalan hidup itu ada yang urusan duniawi dan akhirat. Urusan dunia yang sering menimpa biasanya menyangkut ekonomi keluarga, hubungan rumah tangga, kesehatan, hubungan sosial, ketakutan, bencana. Sementara urusan akhirat menyangkut menurunnya amal ibadah dalam kebaikan. Sebaliknya lebih banyak menuruti hawa nafsu terperosok dalam kemaksiatan dan melanggar aturan Allah.
Dalam kenyataan sehari-hari, tidak semua manusia sanggup dan tegar menghadapi kesulitan. Tidak sedikit yang tersandung ranjau kehidupan sampai terpuruk di lubang yang sangat dalam dan menyengsarakan. Pada kondisi keterpurukan seperti ini tiada jalan lain senjata utama yang harus dikedepankan selain keimanan.
Bagi seorang beriman apa pun musibah yang terjadi dan menimpa dirinya, baik kecil ataupun besar, semua akan diterima dan disikapi sebagai kebaikan. Begitulah Nabi SAW mengajarkan.
Sebagaimana diceritakan dari Shuhaib bin Sinan ra, dia berkata, Nabi SAW bersabda, “Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya) dan ini hanya ada pada seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya dan jika dia ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” (HR Muslim).
Dengan kelapangan jiwa menerima segala yang terjadi pada dirinya, maka akan membawa suasana batin tidak pernah putus asa. “Ibrahim berkata “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat” (QS Al-Hijr: 56).
Orang yang di dadanya bersemayam rasa iman, dia tidak akan pernah berputus asa. ”Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir” (QS Yusuf: 87).
Dalam hal urusan amalan akhirat, Allah SWT sangat terbuka lebar bagi hamba-hamba yang terpuruk dalam perilaku dosa dan maksiat. Tangan Yang Maha Pengasih terbuka lebar menyambut hamba-Nya yang ingin segera bertaubat mohon ampun.
”Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Ali Imran: 133). Sebesar apapun kesalahan dan dosa yang telah diperbuat oleh manusia kasih sayang dan ampunan-Nya akan selalu dibuka seluas-luasnya.
”Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Az-Zumar: 53).
Semoga di antara kita segera mendapat pertolongan, semakin mendekat ke hadirat-Nya keluar dari berbagai keterpurukan dengan iman dan takwa.