Tilawati

Pahami Karakteristik Santri yang Lambat Mengaji


21 hari yang lalu


pahami-karakteristik-santri-yang-lambat-mengaji

Tanya:

Assalamualaikum wr.wb.

Mohon izin bertanya, Ustaz. Kami memiliki santri yang ”lambat”. Hari ini kami ajari dan bisa baca, tapi besok dia lupa lagi. Kami ingatkan dan dia bisa baca, tapi besoknya lupa lagi. Satu halaman bisa sampai empat atau lima hari, baru pindah dan itu pun perpindahannya dengan catatan.

Ustazah Ilma, Jombang

Jawab:

Waalaikumsalam, wr.wb

Terimakasih atas pertanyaannya. Ustazah, para santri kita memiliki karakter yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran. Salah satunya adalah kemampuan dalam memahami dan menerima pelajaran.

Tidak semua anak langsung menerima dan bisa menirukan bacaan Al-Qur’an yang kita baca. Terkadang ada anak yang baru bisa mengerti dan menangkap bacaan yang disampaikan oleh gurunya setelah guru tersebut membaca berkali-kali. Ada pula santri yang mendengarkan bacaan guru satu kali sudah langsung paham dan mampu menirukannya. Perbedaan daya tangkap anak kita adalah sudah sunatullah. Namun, pada dasarnya Allah SWT telah memberikan akal setiap manusia untuk diasah terus agar tajam dalam penangkapan dan berpikir. Seperti halnya pisau yang semakin tajam jika sering diasah.

Di bawah ini, kami berikan beberapa alternatif solusi  dalam menghadapi santri yang lambat saat mengaji.

1.   Memahami Karakteristik Belajar Santri

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Guru sebaiknya mengenali satu per satu santrinya terlebih dahulu guna melihat gaya belajar apa yang sesuai untuk santri tersebut. Ada macam macam gaya belajar visual, auditory, dan kinestetik.

2.   Harus Sabar

Kesabaran dan kedewasaan dalam menahan emosi itu sangat dibutuhkan oleh seorang guru saat mengajar ngaji. Sebab, para santri memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan santri tersebut terkadang menjadikan ketidaksabaran guru dalam mengajar ngaji.

3.   Pemberian Tugas Mandiri

Dengan pemberian tugas mandiri, santri fokus untuk melakukan tugasnya. Contohnya, santri diminta untuk mendengarkan bacaan di Tilawati Mobile. Dengan mendengarkan bacaan yang berkali-kali di Tilawati Mobile (audio visual), santri akan memahami dan mampu mengikuti bacaan yang didengarkan dengan mencocokkan tulisan yang ada di buku Tilawati.

4.   Komunikasi dengan Orang Tua

Orang tua memiliki hubungan dekat dengan anak. Dengan demikian, orang tua akan mengetahui lebih banyak hal yang terkait dengan anaknya. Guru bisa bertanya kepada orang tua terkait keterlambatan anaknya dalam baca Al-Qur’an, mungkin pernah sakit yang cukup lama atau pernah mengalami gizi buruk dan sebagainya. Guru juga bisa bertanya kebiasaan anak saat di rumah dan bagaimana pendampingan saat di rumah. Dengan mengetahui hal tersebut, guru akan banyak berdiskusi bersama orang tua untuk membantu keterlambatan anaknya.

5.   Memberikan Apresiasi (Reward) dan Motivasi

Pada dasarnya, anak-anak senang kalau mendapatkan reward atau penghargaan. Karena itu, motivasi dan penghargaan untuk santri adalah hal yang perlu dilakukan guru. Bagi santri, dirinya akan lebih mengusahakan diri untuk berhasil.

 Reward tidak harus memberikan hadiah secara materi, tetapi bisa dengan sanjungan dan acungan jempol atau diperbolehkan memilih tempat duduk yang diinginkan.

Pemberian reward tidak dianjurkan untuk dilakukan terlalu sering karena bisa memicu persaingan tidak sehat di kalangan santri.

6.   Selalu Mendoakan Setiap Waktu

Doa guru terhadap santri merupakan salah satu doa yang mujarab. Sama halnya dengan doa orang tua kepada anaknya. Hendaknya guru mendoakan santrinya agar dimudahkan dalam menerima ilmu dan membaca Al-Qur’an.

Demikian jawaban kami. Wallahu a’lam bi shawab.