2 tahun yang lalu
Nurulfalah.org – Allah SWT memberikan nikmat yang sangat luar biasa kepada manusia. Di antara banyak nikmat tersebut ialah diutusnya Nabi Muhammad SAW kepada seluruh manusia.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an:
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ
”Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan al-hikmah (sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (QS Ali ‘Imran [3]: 164).
Nabi SAW adalah insan yang terbaik dan memiliki budi pekerti yang paling luhur. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS Al-Qalam [68]:4).
Dalam pandangan seorang mukmin, Nabi SAW merupakan sebaik-baik teladan (uswah hasanah) dalam semua keadaan beliau, kecuali dalam hukum-hukum yang memang dikhususkan bagi beliau semata.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab [33]: 21).
Walaupun ayat ini turun ketika di dalam keadaan perang Ahzâb, akan tetapi hukumnya umum meliputi keadaan kapan saja dan dalam hal apa saja. Atas dasar itu, Imam Ibnu Katsîr ra berkata tentang ayat ini, “Ayat yang mulia ini merupakan fondasi yang agung dalam meneladani Rasulullah SAW dalam semua perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau. Orang-orang diperintahkan meneladani Nabi SAW dalam perang Ahzab, dalam kesabaran, usaha bersabar, istiqamah, perjuangan, dan penantian beliau terhadap pertolongan dari Rabbnya. Semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada beliau sampai hari pembalasan” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/391, penerbit Daru Thayyibah).
Teladan yang baik ada pada diri Nabi SAW. Sebab, orang yang meneladani beliau adalah orang yang menapaki jalan yang akan menghantarkan menuju kemuliaan dari Allah SWT dan itu adalah shirathal mustaqim (jalan yang lurus).
Semoga kita menjadi umat Baginda Nabi SAW yang mengikuti keteladannya.